Sabtu, 15 Desember 2012

PROFIL DESA TEMBORO


MUDAKIR
Kepala Desa Temboro

        MUHAMMAD SYAFI'         Sekdes Temboro



Alhamdulillah kepedulian masyarakat Temboro dalam menggunakan hak suara meningkat bila dibandingkan pemilu tahun 2008 hal ini dibuktikan dengan antsusiasnya masyarakat yang telah memiliki hak pilih unutk datang ke TPS-TPS pada Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Magetan Tahun 2013 pada tanggal 24 April 2013 ini.

WAJAH WAJAH PERANGKAT DESA TEMBORO
YANG MEMPERKUAT PEMERINTAHAN DESA TEMBORO

MUHIMATUL AIMAH                       KAUR Keuangan
MOH.mahsun                                    
Modin dan PPN
BUKHORI 
KAUR Pembangunan dan Kemasyarakatan
ACHMAT ALIMIN                       Jogoboyo


AHMAD HARIS                              Kamituwi RW I

SUYATMIN                                           Sambong


LUKMAN HAKIM                                  KAUR Pemerintahan dan Umum

WANUSIANTO                                          Bayan


WARSIDI                                               Sambong





SUKARNO                                  Sambong


SURADI                              Kamituwo RW IV









 







Pengukuhan Perangkat Desa




































Wajah Perangkat Desa Temboro














































PROFIL 

DESA TEMBORO 

2.1. Kondisi Desa2.1.1. Sejarah Desa            


Berdasarkan cerita para sesepuh desa bahwa dahulu kala desa Temboro berupa Kawasan Tanah Lapang ( dalam Bahasa Jawa disebut “ Ombo Oro-Orone” ). Oleh sebab itu sampai sekarang kawasan ini disebut dengan nama Desa Temboro yang berarti “wilayah sing Ombo Oro-orone atau wilayah dengan Tanah Lapang yang Luas“ Sampai saat ini desa Temboro ini terbagi menjadi 4 dusun / dukuh yaitu  :
1.       Dusun Pule atau RW I
2.       Dusun Temboro atau RW II
3.       Dusun Balibatur atau RW III
4.       Dusun Puhtelu atau RW IV
Sedangkan perkembangan pimpinan Desa atau Kepala Desa Temboro mulai tahun 1920 sampai saat ini telah mengalami pergantian sebanyak 6 kali adapun nama-nama Kepala desa Temboro tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Bapak Kasan Muntalib Sadiran menjabat mulai tahun………..s/d 1945
  2. Bapak H. Sayuti menjabat mulai tahun 1945 s/d 19743.       
  3. Bapak H. Achmad Shodiq menjabat mulai tahun 1974 s/d 19864.       
  4. Bapak H. Syadzali Shiddiq, BA menjabat mulai tahun 1986 s/d 19985.       
  5. Bapak Nashori menjabat mulai tahun 1998 s/d 20076.       
  6. Bapak H. Muhson menjabat mulai tahun 2007 s/d 2013 ( sekarang )

2.1.2. Demografi Desa
Secara umum kondisi fisik desa Temboro memiliki kesamaan dengan desa – desa lain di wilayah Kecamatan Karas, desa Temboro merupakan daerah datar dan lereng. desa Temboro memiliki luas wilayah 517.320 Ha yang terbagi dalam dua fungsi penggunaan yaitu tanah pekarangan atau pemukiman serta tanah Pertanian.Ditinjau secara klimatologis desa Temboro merupakan daerah dengan iklim tropis yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi. Untuk lebih memahami kondisi desa Temboro berikut adalah data terakhir mengenai kondisi fisik desa Temboro berdasarkan data statistic :


a.  Batas Wilayah

      -  Sebelah Utara               : Desa Jungke, Karas.

      -  Sebelah Selatan            : Desa Kembangan, Kedungguwo.

      -  Sebelah Timur           : Desa Temenggungan, Tanjung Sepreh, Kembangan.

      -  Sebelah Barat           : Desa  Taji.



b. Luas Desa, terdiri dari :

     -   Tegal/Ladang                 :    12, 658 Ha

     -   Pemukiman                    :   100,000 Ha

     -   Jalan                                :     25,684 Ha

     -   Makam                            :       2,500 Ha

     -   Tanah Pertanian             :   370,000 Ha

     -   Pasar                               :       0,838 Ha



c.  Penggunaan Tanah Untuk Fasilitas Umum :

     -   Lapangan                      :       2,300 Ha

     -   Perkantoran                  :       0,172 Ha

     -   Sekolahan                     :       3,168 Ha



d.  Topologi

     Desa perbatasan dengan Kecamatan lain       

      - Timur                         : Kecamatan Maospati       

      - Selatan                      : Kecamatan Sukomoro.  



e.Orbitasi

    -  Jarak ke Ibukota Kecamatan terdekat                    :    2 KM
    -   Jarak ke Ibu Kota kabupaten                                  :  12 KM

f.  Iklim
     -  Curah hujan                                                                :   55  mm/th

2.1 Keadaan Sosial
Desa Temboro terletak di wilayah Kecamatan Karas kabupaten Magetan, merupakan salah satu desa yang berada dipinggiran perkotaan hanya saja ada nilai lebihnya di desa ini berdiri Pondok Pesantren Al-fatah Temboro, sehingga kemajemukan penduduk tidak bisa dikesampingkan.
Luas Wilayah serta besarnya jumlah penduduk serta kemajemukannya mendorong pemerinah desa untuk lebih memperhatikan serta menyempurnakan segala sarana dan prasarana sosial seperti halnya sarana jalan yang baik, sarana pendidikan yang memadai, sarana Ibadah yang cukup dan bahkan tidak ketinggalan sarana Kesehatan yang memadai.
Diharapkan dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut aktifitas masyarakat yang menyangkut Pendidikan, Kesehatan, Transportasi, Komunikasi serta Perekonomian menjadi lancar.
Adapun sarana prasarana social yang ada di Desa Temboro adalah sebagai berikut :



No
Uraian
Jumlah
Keterangan
1.



2
Tempat Ibadah
a.    Masjid
b.    Musholla
c.    Gereja
Sekolahan
a.    PAUD
b.    RA /TK
c.    MI
d.    SD
e.    SLTP / MTs
f.      SLTA / MA

25
4
-

2
5
2
2
3
2

3.





4.

5.




Kesehatan
a.    Bidan
b.    Dukun beranak
c.    Posyandu
d.    Puskesmas Pembantu

 Pos Kamling

Perdagangan 
Dan Akomodasi
a.    Toko
b.    Warung
c.    Wartel

2
4
8
1

5


165
65
4





TEMBORO, “KAMPUNG” MADINAH

Sampai saat ini mayoritas (seharusnya memakai kata “seluruh”) partai politik dan ormas Islam hanya mengumbar konsep dan janji tentang “apa” dan “bagaimana” sebuah konsep tatanan masyarakat yang berlandaskan syari’at Islam, atau yang lebih populer dengan sebutan “negara madinah”.

Di sisi lain, sebuah desa yang terletak diantara tiga kota, Madiun, Ngawi dan Magetan tanpa publikasi, tanpa bantuan apapun dari parpol dan ormas. Tanpa harus menunggu dukungan kebijakan pemerintah. Sukses dengan apa yang mereka sebut sebagai kampung sunnah, yaitu sebuah tatanan kampung yang mencoba meniru seperti tatanan Madinah ketika masa Nabi hidup.

Temboro, begitulah nama desa ini, meskipun berada di bumi Indonesia, ketika anda menginjakkan kaki pertama kali di desa ini yang terpancar adalah suasana padang pasir, begitu komentar orang kolot. Begitu memasuki gapura desa, terpampang jelas tulisan “Kawasan berbusana muslim”.

Dalam hal berpakaian penduduk Temboro memang kompak, para lelaki memakai gamis, dengan satu alasan, karena mereka ingin meniru idola mereka Sang Nabi Besar Muhammad. Apa itu salah?, lalu bagaimana dengan penggemar celana jeans, padahal celana itu aslinya adalah celana pekerja tambang.

Para wanita berjubah hitam panjang, di antaranya ada yang memakai purdah, cadar dan hanya sekedar mengenakan jilbab. Siapa yang mereka tiru?, tentu saja para ummahatul muslim, istri-istri nabi. Mereka tidak memikirkan apa kewarganegaraan Khadijah ataupun ‘Aisyah.
Sama seperti ketika banyak remaja putri yang mengidolakan britney, tidak hanya tidak memperdulikan dari mana asalnya britney, bahkan agamanya britney pun tidak diperdulikan. Karena britney non Islam yang boleh berpakaian aneh, sedang aku muslim, biar tidak kehilangan identitas keislaman dan kebritney-anku, tetap kupakai jilbab, tapi kupakai celana britney, yah siapa tahu ada yang mau ngasih sedekah lewat belakang, he…he…he

Kembali ke Temboro, salah satu yang menakjubkan adalah ketika terdengar suara adzan. Seluruh penduduk akan beruduyun-duyun menuju masjid, ada yang sambil bersiwak, ada yang menenteng pacul, memanggul karung penuh rumput. Lebih kurang 5000 penduduk akan memadati empat masjid yang ada. Ini adalah buah dari peran aktif Pondok Pesantren al-Fattah yang berada disisi utara dan selatan desa.

Dari puluhan Pondok Pesantren yang saya kunjungi, Temboro termasuk pesantren yang bisa membawa angin perubahan pada desa yang ditempatinya. Padahal tidak sedikit pesantren yang bahkan me-najis-kan penduduk sekitarnya. Entah dengan alasan telah terkontaminasi virus atau takut merugi secara financial bila santri jajan di warung sekitar pondok.

Menurut kebanyakan kiai yang berdomisili di Madiun dan Ponorogo, Pondok Temboro sekarang memang sedang kelihatan “nuur”-nya. Sama seperti Pondok Gontor di era kepemimpinan generasi yang pertama (1926-1984), perlu di ketahui belum ada alumni Gontor pasca era tersebut yang menyaingi kesuksesan lulusan pada era awal. Inilah yang oleh Emha Ainun Nadjib digambarkan sebagai, orang yang kebesaran baju sehingga susah berjalan.

Pondok Temboro sendiri saat ini secara de jure memang di jadikan sebagai pusat gerakan Jama’ah Tabligh (JT) di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari metode penyampaian dakwah JT Temboro yang memang lebih “adem”. JT Temboro, begitu sapaan akrab bagi anggota JT yang bermarkas di Temboro, lebih mengedepankan hikmah dan kesabaran dalam berdakwah mengajak orang untuk semakin kaffah dalam Islam.

Tentu ini melawan opini umum yang terbentuk di masyarakat adalah, bahwa orang berjubah/bergamis adalah Islam garis keras, tidak mudah bergaul dengan masyarakat umum, bermadzhab takfiri (mudah mengkafirkan orang), sedikit-sedikit haram, dan lain sebagainya. Tidaklah demikian bagi makhluk berjubah Temboro. Bila anda berkunjung kesana, sapaan hangat salam akan menyambut anda.
Saat yang tepat berkunjung adalah hari kamis. Dan sempatkan diri anda untuk mengikuti pengajian selepas maghrib bersama ribuan hadirin. Selepas pengajian, nikmati pengalaman iktikaf di masjid terluas di Karesidenan Madiun. Lalu bangun malam, dan ikutlah menangis bersama hamba-hamba Allah yang tengah menangisi dosa-dosanya.

Inilah tempat wisata religi sesungguhnya dan dijamin tidak akan pudar sebagaimana pudarnya Geger Kalong setelah kedatangan istri muda Aa Gym.

Rutenya pun gampang dicari, jika anda berniat berkunjung. Bila sampai di terminal atau stasiun Madiun. Cukup mengatakan password Temboro semua Taksi dan tukang ojek sudah tahu. Tapi bila ingin ekonomis, anda bisa berganti bus menuju terminal Maospati. Dari sini semua orang juga sudah mengenal Temboro, tarif ojek biasanya cuma Rp.7.000 doang

Bila ada niat, gak usah takut soal jamuan makan. Karena breakfast, lunch dan dinner gratis..tis..tis.. sepuasnya
Selamat ber-travelling

4 komentar:

  1. Balasan
    1. apa belum tahu to kalau desamu sudah domainnya, makanya tanya tanyalah biar gak ketinggalan info

      Hapus
  2. Setuju saja kalau itu semua demi kemajuan serta kelancaran pelayanan masyarakat desa maaas.

    BalasHapus
  3. pa kabar mas carik salam alumni warga mboro di palembang

    BalasHapus